Keadaan pendidikan nasional yang tidak kunjung membaik sering membuat orang tua didik merasa berat untuk memasukkan anak mereka ke sekolah formal (sekolah umum). Apalagi untuk memperoleh pendidikan yang layak harus mengeluarkan biaya mahal. Alasan inilah yang memunculkan pemikiran kritis akan kebutuhan sekolah informal sebagai model pendidikan alternatif selain pendidikan di bangku-bangku sekolah. Model pendidikan informal yang saat ini marak di tengah-tengah masyarakat kita yaitu Home Schooling. Metode pendidikan ini diharapkan mampu memberikan perbaikan kualitas bagi anak didik tanpa harus bersusah payah menjalani rutinitas keseharian di sekolah.
Home Schooling secara makna memiliki arti bersekolah di area rumah. Seluruh aktivitas belajar mengajar yang seharusnya dilaksanakan di sekolah, dengan model Home Schooling ini dapat dialihkan di rumah sehingga murid tidak harus sibuk mandi pagi, sarapan, maupun memakai pakain seragam setiap harinya, karena guru yang akan mendatangi rumah si murid.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh pakar pendidikan bahwasanya model pendidikan Home Schooling diharapkan mampu mengembangkan dan membangun potensi anak didik yang kurang maksimal jika berada di sekolah karena faktor lingkungan sekolah yang kurang mendukung, menjadi lebih optimal dengan belajar di rumah. Meskipun demikian model seperti ini tidak seluruhnya memberikan dampak yang baik bagi anak didik. Berikut dampak postif maupun negatif model pendidikan altenatif Home Schooling.
Dampak Positif
- Masing-masing anak didik memiliki potensi, minat, serta kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan adanya Home Schooling unsur-unsur tersebut memiliki ruang yang lebih luas untuk dikembangkan dan ditingkatkan, karena seluruh pelajaran disesuaikan secara spesifik dengan kondisi siswa, dimana hal ini tidak mungkin bisa dilakukan di sekolah formal yang tidak memiliki tempat dan waktu untuk mengakomodir kemauan siswa satu persatu.
- Meminimalisir pengaruh lingkungan luar terhadap diri siswa. Home Schooling mengurangi kontak sosial dengan lingkungan luar yang dapat memberikan pengaruh buruk seperti narkoba, tawuran, maupun pergaulan bebas.
- Home Schooling memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi seluruh potensi yang ada dalam diri tanpa dibatasi oleh aturan-aturan sekolah. Siswa memiliki kebebasan belajar sesuai dengan kemauan dan kebutuhan, sehingga baik pelajaran tambahan maupun jam belajar dapat disesuaikan.
- Siswa bisa langsung praktek pelajaran-pelajaran yang dikehendaki. Kesempatan ini akan sulit diperoleh jika belajar di sekolah umum, karena faktor tempat, alat peraga, waktu, maupun biaya belum tentu tersedia.
Dampak Negatif
- Siswa menjadi kurang pergaulan (kuper), merasa individualis serta terkadang merasa paling hebat karena tidak merasakan kompetisi meraih peringkat terbaik, sehingga tidak bisa mengukur kekurangan diri sendiri dibandingkan siswa yang lain.
- Membutuhkan keseriusan orang tua untuk memonitor perkembangan pendidikan anak.
- Seluruh rutinitas dilaksanakan di rumah tanpa ada perubahan suasana belajar, sehingga terkadang membuat kejiwaan siswa kurang baik. Keadaan ini menjadikan pula siswa kurang mandiri dan kurang realistis menghadapi problem sosial yang timbul.