Kota Banjarmasin memiliki prospek wisata tradisional yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara yaitu pasar terapung. Layaknya pasar pada umumnya, transaksi jual beli terjadi di tempat ini meskipun bukan di daratan namun di sungai Barito. Para pedagang menjajakan dagangannya seperti sayuran, telur, dll dengan menggunakan perahu atau lebih dikenal dalam bahasa banjar dengan nama jukung. Pasar mulai ramai sejak shubuh sampai jam 07.00 dan berangsur-angsur sepi ketika matahari mulai terbit.
Suasana pasar seperti ini bagi masyarakat di luar kota Banjarmasin sangat unik, sehingga layak dijadikan sebagai tujuan wisata. Pemerintah Kota Banjarmasin menyatakan akan mengembangkan wisata pasar terapung menjadi salah satu andalan wisata nasional. Oleh karena itu, pemerintah kota meminta dukungan moral maupun materiil dari pemerintah pusat untuk membangun dan mempromosikan pasar terapung agar lebih memiliki daya tarik bagi wisatawan. Pasar Terapung bukan satu-satunya kekayaan wisata nasional yang di tawarkan Pemkot Banjarmasin, masih ada Loksado Pegunungan Meratus dan Martapura sebagai pusat permata di Indonesia.
Dengan berkembangnya wisata pasar terapung, sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Banjarmasin memiliki luas wilayah yang relatif kecil serta tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sedangkan jumlah sungai yang membelah kota hampir berjumlah 104 sungai. Oleh karena itu, orientasi pengembangan wisata perairan seperti pasar terapung sangat tepat untuk menjadi sebagai salah satu komoditas wisata domestik yang menjadi ciri khas kota Banjarmasih.
Dengan beriringnya waktu, prospek wisata perairan akan semakin diminati apabila dikembangkan dan dikelola dengan baik. Oleh karena itu, Pemkot Banjarmasin membutuhkan dukungan dari semua pihak baik masyarakat lokal maupun nasional, serta Pemerintah Pusat terutama dalam hal pendanaan. Salah satu yang menjadi prioritas pengembangan wisata ini adalah penambahan dermaga serta jenis angkutan.
